Ad Hoc didasari pada spesifikasi IEEE 802.11. Saat ini ada
empat variasi dari 802.11, yaitu: 802.11a, 802.11b, 802.11g dan 802.11n yang
mempunyai data rate up to 300Mbps (downlink) and 150Mbps (uplink).
Untuk membuat jaringan Ad hoc, ada satu hal yang perlu
diperhatikan yaitu IP address. Pembuat jaringan Ad Hoc harus menentukan apakah
perangkat lain yang terhubung perlu menset IP Statis, atau IP didapatkan
otomatis melalui protokol DHCP. Apabila saat membuat jaringan Ad Hoc komputer
telah memiliki IP statis, maka komputer yang akan terhubung perlu mengetahui
Network Idnya dan menset IP yang belum digunakan. Apabila IP tidak berada dalam
satu jaringan, tentunya kedua perangkat tidak dapat berkomunikasi.
Namun apabila saat membuat jaringan Ad Hoc komputer tidak
meiliki IP statis (obtain IP automatically), maka komputer selanjutnya yang
ingin dihubungkan hanya perlu menset IP komputernya dengan DHCP. Otomatis saat
terhubung dengan jaringam Ad Hoc tersebut, komputer akan mendapatkan IP secara
otomatis (biasanya network 169.254.0.0/16).
Hal penting lainnya adalah keamanan, Ad Hoc dapat diberi
perlindungan berupa password untuk mencegah user yang tidak diinginkan masuk ke
dalam jaringan. Protokol keamanan yang didukung adalah WEP, WPA, atau WPA2.
Berikut adalah langkah-langkah membuat jaringan AdHoc:
Pada Komputer Pertama (PC1, pembuat jaringan)
1. Pastikan bahwa wireless adapter sudah terpasang pada
PC/laptop dan dapat bekerja dengan baik.
Buka Start > Control Panel > Network and Internet >
Network Connections
2. Ubah IP pada Wireless Adapter. Klik kanan pada Wireless Network Connection > Properties > Properties > pilih IPv4 > Properties.
Isikan no. IP yang dinginkan beserta Subnet masknya
3. Buatlah jaringan Ad-Hoc baru dengan membuka Control Panel > Network and Internet > Network and Sharing Center.
Pilih set up new connection or network
4. Pilih Ad Hoc network
5. Ikuti panduan setup dengan mengklik next
6. Isikan SSID (nama jaringan), tipe keamanan, dan password yang diinginkan (tidak tersedia apabila memilih no authentification).
SSID (Service set identifier) berfungsi sebagai ‘nama’
access point.
Kegunaan utamanya adalah untuk mempermudah client menemukan
jaringan yang akan dipilihnya apabila dalam satu area memiliki babarapa akses
wireless. Jadi, saat ada komputer ingin mengakses Jaringan Wireless, komputer
tersebut harus memilih Wireless LAN mana yang ingin dikoneksikan.
SSID dibutuhkan karena sering terjadi di suatu lokasi
terdapat beberapa HotSpot Wireless yang tumpang tindih.
7. Klik next, maka proses pembuatan jaringan akan berlangsung.
8. Tekan close untuk mengakhiri panduan pembuatan jaringan ad hoc
9. Jaringan-jaringan yang tersedia akan muncul di network status (sudut kanan bawah jendela). Network yang dibuat sudah terlihat dengan status connected (terhubung).
10. Klik kanan network tersebut dan pilih status, maka status jaringan, beserta no. IP akan terlihat
Menghubungkan Komputer Lain Ke Jaringan Ad Hoc
1. Nyalakan wireless adapter pada laptop kedua.
2. Set IP pada network yang sama dengan laptop pertama (tapi
host ID nya beda ya).
3. Lakukan koneksi adhoc dengan laptop pertama dengan memilih SSID jaringan milik laptop pertama.
4. Setelah terhubung, cek status network.
5. Lakukan tes ping terhadap laptop pertama.
6. Pada laptop pertama, lakukan tes ping terhadap IP milik laptop kedua.
Kedua perangkat kini telah terhubung dengan baik. Keduanya dapat berkomunikasi.
Nah, tadi telah dibahas tentang pembuatan jaringan AdHoc
menggunakan IP statis. Bagaimana dengan IP Dinamis (Automatically obtain IP
with DHCP). Caranya sama, hanya saja jangan lupa untuk menset IP Wireless
Adapter ke “obtain Automatically”
Ad Hoc Dengan DHCP
1. Putuskan koneksi ad-hoc yang sedang terhubung
2. Ubah konfigurasi IP PC pertama menjadi DHCP.
3. Buat jaringan ad hoc baru dengan cara yang sama seperti sebelumnya.
4. Buka status jaringan, lihat IP yang diperoleh komputer 1 secara DHCP.
5. Pada PC kedua, ubah konfigurasi IP menjadi DHCP seperti pada komputer pertama.
6. Hubungkan dengan jaringan ad hoc komputer pertama.
7. Buka status jaringan, lihat IP yang diperoleh.
8. Lakukan tes ping antar PC. PC 2 mem-ping IP komputer 1,
dan sebaliknya. Apabila kedua komputer mengirimkan pesan Reply, maka kedua
komputer telah terhubung dengan baik.
Bagaimana? Mudah bukan?
Apabila telah terhubung, maka AdHoc mode dapat digunakan
selayaknya LAN biasa. Dapat digunakan untuk berbagi file melalui ‘sharing
folder and files’, atau dapat saling berbagi koneksi internet.
Ad Hoc dapat digunakan bersama-sama untuk banyak user.
Karena di AdHOc tidak ada pensentralan jaringan (seperti access point). Maka
kinerja jaringan dirasa lebih cepat untuk banyak user dibandingkan dengan beban
data yang terpusat.
Secara umum, AD hoc memiliki beberapa keuntungan dibandingkan dengan jaringan LAN kabel::
- Lebih
mudah untuk menambah atau memindahkan perangkat.
- Lebih
mudah untuk menyediakan konektivitas di daerah yang sulit untuk meletakkan
kabel.
- Instalasi
cepat dan mudah, tidak perlu membuat jaringan kabel secara fisik.
- Jangkauan
akses luas, akses ke jaringan bisa darimana saja selama masih dalam batas
jangkauan
- Cocok
untuk pembangunan jaringan sementara.
- Biaya
instalasi dapat secara signifikan lebih rendah.
Namun pengguna juga perlu mangantisipasi hal-hal berikut:
- Membutuhkan
keahlian konfihurasi agar jaringan benar-benar aman
- Jaringan
wireless sangat rentan terhadap penyebaran virus. Banyak jenis virus yang
mampu menular ke komputer lain melalui jaringan AdHoc
- Adanya
batas jarak dan jangkauan.
- Kemungkinan
terjadinya gangguan sinyal yang dapat menurunkan kinerja jaringan.
0 komentar